sumber: cobadibaca.com http://www.cobadibaca.com/2013/01/cara-membuat-slide-header-di-blog.html#ixzz2yT5HaYef Under Creative Commons License: Attribution

Kamis, 27 Maret 2014

Tips Menyikapi Kesedihan Akibat Putus Cinta


Tips menghadapi kesedihan akibat kehilangan seseorang. Tidak ada orang yang dapat membuat Anda untuk siap menghadapi sebuah kehilangan atau putusnya hubungan dengan orang lain. Apakah Anda berdua memutuskan untuk mengakhiri hubungan atau terputus akibat  kematian, keduanya tetap meninggalkan sebuah simptom kesedihan selama beberapa waktu.
Anda tidak mengharapkannya terjadi, dan saat menyadari hal itu sudah berakhir, rasanya seperti terpukul…dan menyakitkan.
Tidak mudah membangun jalan menuju sebuah kedekatan emosional, kemudian memutuskan ikatan tersebut tanpa mendatangkan dampak apapun. Fondasi cinta adalah berbagi, kepercayaan, dan intimasi. Dalam ikatan tersebut – yang seharusnya kuat – sayangnya, melekat pula kerapuhan. Kerapuhan ini juga mendorong mereka yang terlibat dalam suatu hubungan untuk mengemukakan pikiran dan emosi dalam bentuk pengalaman berbagi. Sayangnya, jika keadaan tidak lagi kondusif untuk menjaga fondasi cinta, maka hubungan mulai di ambang keretakan. Keadaan yang tidak kondusif ini biasanya ditandai dengan konflik. Bila ini terjadi, Anda perlu segera mengatasi konflik dengan baik.

Dalam banyak kasus, pasangan adalah teman terbaik seseorang. Oleh sebab itu menghadapi putusnya suatu hubungan menjadi lebih sulit jika mereka juga membina hubungan satu sama lain sebagai teman-baik. Dengan putusnya suatu hubungan, tentulah kesempatan untuk curhat akan berkurang atau hilang sama sekali. Inilah yang membuat seseorang semakin merasa kesepian, galau, bahkan frustasi.

Tips menghadapi patah hati atau putus cinta

Lalu sekarang bagaimana?
Bila Anda merasa kesepian, galau, atau sedih karena putusnya hubungan, jangan berlama-lama risau. Terhiburlah,  karena setidaknya Anda tidak sendiri.  Hal berikut mungkin dapat membantu Anda menghadapi perasaan yang tidak menyenangkan di atas akibat putus hubungan.

Hadapi ketidaknyamanan Anda

Putus hubungan tentu menyisakan ketidaknyamanan. Itu bisa singkat atau lama. Namun, ingatlah kembali bahwa penyembuhan memerlukan waktu. Seringkali kita mengatakan pada diri sendiri “aku kuat” atau “keep smile…” atau “gugur, eh - putus satu tumbuh seribu”, lalu menyimpan semua itu dalam hati.  Cara ini cenderung membuat Anda semakin memikirkan mantan Anda. Sadarilah, bahwa ada waktu untuk tertawa, ada waktu untuk bersedih. Dampak emosional akibat putusnya hubungan memang memerlukan waktu untuk ‘berkabung’. Berkabung tidak selau berimplikasi negatif, sejauh Anda melakukannya dengan rasional.

Jika Anda pria, Anda mungkin berpikir ‘saya kan cowok, harus kuat!’. Ya, kuat! Hulk juga kuat, tetapi dia harus jatuh dan otot-ototnya beringsut, baru ia kembali ke wujud normal dan merasa manusiawi.

Lakukan penyembuhan diri

Ada orang yang mencari bantuan lewat buku. Ada orang yang curhat pada teman, ada yang menulis diari atau blog misalnya untuk mengekspresikan isi hati mereka. Cari cara positif yang Anda sukai untuk memberi waktu buat diri Anda menyalurkan apa yang tersendat di hati.

Sadarilah bahwa saat seperti ini, Anda tidak fit benar. Dampak putusnya hubungan akan berpengaruh pada kesehatan fisik dan mental Anda. Menghabiskan waktu sedikit lebih banyak bersama teman-teman biasanya menjadi pilihan sebagian orang. Teman-teman dapat mengalihkan perhatian Anda untuk melupakan ketidaknyamanan  yang Anda alami. Ada ungkapan yang mengatakan a friend in need is a friend indeed. Kalau begitu, jangan sering mengabaikan teman Anda saat pacar Anda ada.

Perbaiki diri

Saat menjalani suatu hubungan, maka ada sejumlah perhatian yang Anda dapat dan beri. Dengan status single, anda punya lebih banyak waktu untuk memberikan perhatian pada diri sendiri. Temukan kembali bagian penting dari hidup anda yang selama ini terabaikan karena tersita oleh hubungan. Perbaharui kembali komitmen Anda pada diri sendiri untuk menjadi orang yang Anda inginkan.

Life must go on

Kebanyakan penelitian menunjukkan bahwa dibutuhkan setidaknya separuh waktu dari lamanya suatu hubungan untuk memulihkan diri dan bebas dari penderitaan yang diakibatkan oleh putusnya hubungan. Ternyata, waktu juga berperan penting dalam mengikis ketidaknyamanan akibat putusnya suatu hubungan. Hal ini memang tak mudah, but life must go on - kata orang sono lagi.

0 komentar:

Posting Komentar