sumber: cobadibaca.com http://www.cobadibaca.com/2013/01/cara-membuat-slide-header-di-blog.html#ixzz2yT5HaYef Under Creative Commons License: Attribution

Kamis, 27 Maret 2014

Tinggalkan Perdebatan yang Memicu Pertengkaran


Cara menghindari perdebatan yang memicu pertengkaran. Setiap orang pernah terlibat pertengkaran dan adu argumen. Bertengkar mungkin bukan sifat kita, tetapi membela diri. Apalagi ketika kita diserang dengan sejumlah pernyataan atau tindakan yang tidak bisa kita terima.

Meladeni adu argumen tidak selalu dimotivasi oleh nilai benar-salah. Kadang-kadang, orang beradu argumen tidak lagi semata-mata membuat masalah selesai atau meredakan pertengkaran, namun sebaliknya keinginan untuk mendapat pengakuan atau merasa menang atas yang lain.

Suka berdebat bisa saja menjadi kebiasaan sebagian orang. Sama seperti kebiasaan lainnya terbentuk akibat tindakan perulangan. Kebiasaan tentu terbagi dua, yaitu kebiasaan yang mendatangkan kebaikan atau manfaat dan kebiasaan buruk yang mendatangkan kerugian.

Jika anda merasa bahwa anda punya kecenderungan untuk berdebat namun sering berakhir dengan pertengkaran, berikut ini beberapa cara menghindarinya.

1) Tenang dan kendalikan diri Anda

Ketika emosi kita memanas yang dipicu oleh kata-kata atau tindakan orang lain, maka kita sering kehilangan objektivitas. Saat itu pula kita membela diri dan tujuannya agar kita didengar.

Di sisi lain, orang yang berdebat dengan Anda melakukan yang sama, sehingga perdebatan semakin memanas dan dapat memicu pertengkaran. Pilihlah intonasi yang rendah. Jika cara ini tidak memungkinkan, tahan kata-kata Anda.

2) Berpikir sebelum menjawab

Perdebatan dan pertengkaran seperti kompetisi. Setiap orang ingin jadi pemenang, sehingga tak heran kita seperti ingin melempar apa saja yang ada di dekat kita kepada lawan bicara untuk menumbangkan argumennya.

Ingatlah bahwa, kita beradu argumen bukan untuk mengalahkan orang lain. sedapat-dapatnya pikirkan hal yang mendatangkan kebaikan bagi lawan bicara Anda. Hindari penggunaan kata-kata yang destruktif, dan carilah kata-kata yang membangun.

3) Perlihatkan respek

Sama seperti kita ingin direspek, tunjukkan respek kepada lawan bicara. Pilihlah kata-kata yang sopan dan menyejukkan. Ketika ia mampu menangkap bahwa ia mendapat respek dari Anda, kemungkinan ia akan merespon penuh respek terhadap Anda.

Tetapi, bagaimana jika perdebatan tampaknya semakin buruk dan mengarah ke pertengkaran?  Ingatlah bahwa Anda punya pilihan untuk keluar dari situasi ini. Tahan argumen Anda, dan tinggalkan perdebatan.

Memang sudah menjadi sifat manusia membela diri ketika diserang, namun Anda pun dapat melepaskan diri dari kesempatan untuk menyerang balik. Ini bukan mengajarkan Anda selalu menerima diri menjadi pihak yang dirugikan, sebaliknya menambah kemampuan Anda mengendalikan diri.

Untuk setiap hal ada waktunya. Berikan diri Anda waktu untuk tenang mendengar diri, dan temukan waktu yang tepat untuk berbicara. Memberi diri dan lawan bicara Anda waktu untuk berpikir tenang, mungkin salah satu cara untuk mengevaluasi diri dan melihat kembali masalah secara objektif.

Lagipula, membiarkan diri tenggelam dalam pertengkaran dapat menguras energi, memicu stres dan melumpuhkan daya kreatifitas Anda. Gunakan waktu sebanyak mungkin untuk hal-hal bermanfaat.

0 komentar:

Posting Komentar