sumber: cobadibaca.com http://www.cobadibaca.com/2013/01/cara-membuat-slide-header-di-blog.html#ixzz2yT5HaYef Under Creative Commons License: Attribution

Rabu, 26 Maret 2014

Sebagai pengasuh atau orang tua, kita orang dewasa cenderung melihat bahwa dunia anak-anak adalah dunia yang penuh kesenangan dan riang-gembira. Kita berpikir bahwa mereka tidak memiliki beban apa pun, tidak memiliki pekerjaan tetap atau tagihan yang harus dibayar, sehingga tidak perlu kuatir akan apapun.

Tetapi, apakah benar demikian? Ternyata, sumber stress pada anak sebenarnya banyak, demikian pendapat kidshealt.org. Bahkan anak-anak balita pun bisa stress.

Penyebab stress pada anak

Stres timbul akibat tuntutan pada diri dan kemampuan kita untuk memenuhinya. Tuntutan ini sering kali datang dari sumber-sumber luar, seperti keluarga, pekerjaan, teman, atau sekolah. Tetapi juga bisa datang dari dalam, misalnya dari pikiran kita  tentang apa yang harus kita lakukan versus apa benar-benar mampu kita lakukan.

Penyebab stres yang bersumber dari dalam diri dan dunia anak

Jadi, stres dapat mempengaruhi siapa saja, bahkan anak-anak. Pada anak-anak prasekolah, terpisah dari orang tua dapat menyebabkan kecemasan begitu memasuki masa sekolah. Di sekolah  anak-anak mendapatkan tekanan dari anak-anak yang lebih tua, dari beban akademik dan sosial (terutama dalam menyesuaikan diri). Kesemua hal ini dapat membuat anak stres.

Banyak anak-anak terlalu sibuk dengan tugas-tugas sekolah, sehingga hampir tidak punya waktu bermain kreatif atau bersantai sepulang sekolah. Anak-anak pun mengeluh tentang kegiatan ekstrakurikuler, misalnya. Jika mereka mengeluh, bicarakan manfaat dan kerugian yang ia peroleh jika menghentikan satu kegiatan. Jika menghentikan kegiatan tersebut bukan pilihan,  maka orang tua perlu membantu anak mengatur waktu dan tanggung jawab untuk mengurangi kecemasan.

Peyebab stress yang bersumber dari dunia luar

Stres pada anak-anak bisa dipicu oleh hal yang  berada di luar kehidupan mereka sendiri. Bila anak-anak mendengar pembicaraan orangtua tentang masalah di tempat kerja, masalah keuangan, kekuatiran tentang penyakit, yang menyebabkan kedua orangtua sering berdebat atau bertengkar, maka mereka akan menjadi cemas dan berbuntut pada stress.

Berita dunia dapat menyebabkan anak stres. Anak-anak yang melihat gambar kekerasan di TV atau mendengar berita tentang bencana alam, perang, dan terorisme mungkin mengakibatkan mereka khawatir tentang keselamatan mereka sendiri dan orang yang mereka cintai.

Luangkan waktu berbicara dengan anak-anak Anda tentang apa yang mereka lihat dan dengar, dan pantau apa yang mereka tonton di TV sehingga Anda dapat membantu mereka memahami apa yang terjadi.

Penyebab stress yang bersumber dari Orangtua

Selain itu sadari faktor-faktor lainnya seperti penyakit, kematian orang yang dicintai, atau perceraian. Apabila hal-hal ini terjadi maka tingkat stress anak akan semakin besar. Bahkan perceraian yang dilakukan secara damai pun dapat mengganggu psikologis anak. Orang tua yang berpisah atau bercerai hendaknya tidak menempatkan anak-anak dalam posisi harus memilih siapa, atau membiarkan mereka mendengar komentar negatif tentang orangtua mereka.

Sadarilah bahwa beberapa hal yang bukan masalah besar bagi orang dewasa dapat menyebabkan stres yang signifikan bagi anak-anak. Biarkan anak-anak Anda tahu bahwa Anda memahami mereka dan jangan mengabaikan perasaan mereka.

Ketahui cara anak menghadapi stress

Cara anak menghadapi stress merupakan tanda-tanda yang harus diketahui oleh orangtua. Sebuah jajak pendapat menunjukkan bahwa ada beberapa cara yang dilakukan anak dalam mengatasi stress yang mereka alami baik dengan cara sehat maupun tidak sehat. Sebagian anak tidak mau memberitahu orangtua tentang apa yang mereka kuatirkan. Mereka bertindak sedemikian rupa, dan seringkali hal ini tidak disadari oleh orangtua sebagai gejala stress pada anak.

Menurut jajak pendapat tersebut, bahwa 36% stress anak  berhubungan dengan sekolah dan tugas-tugas sekolah, 32% berhubungan dengan keluarga, dan 21% terkait dengan teman sebaya, gosip dan dunia remaja.

Sekitar 25% anak yang disurvei mengatakan bahwa bila mereka kesal, mereka punya keinginan untuk mengantukkan kepala ke dinding, memukul atau menggigit sesuatu, atau melakukan hal lain yang dapat menyakiti diri merea sendiri.

Fakta bahwa anak-anak dapat melakukan hal-hal yang menyakiti dirinya sendiri mungkin mengejutkan bagi orang tua. Tapi bagi sebagian anak perasaan stres, frustrasi, tak berdaya, sakit hati bisa disimpan dalam waktu yang lama, yang sewaktu-waktu bisa meledak.

Anak-anak juga dapat menyalahkan diri sendiri bila ada sesuatu yang salah. Mereka mungkin merasa malu, atau marah pada diri sendiri karena peran yang mereka mainkan dalam situasi tersebut. Melukai diri mereka sendiri mungkin menjadi cara untuk mengekspresikan stres dan rasa bersalah.

Saran bagi orangtua

Mengingat bahwa anak juga adalah pribadi seperti kita, mereka tidak luput dari beragam persoalan yang timbul dari berbagai sumber. Oleh karena itu, betapa pentingnya bagi orangtua untuk mengajari anak-anak untuk mengekspresikan emosi mereka, dan menggunakan cara-cara sehat untuk mengatasi stres yang mereka alami.

Dengan membimbing anak mengelola emosi secara sehat, orang tua dapat membantu mempersiapkan anak-anak untuk mengatasi apa pun yang mungkin berpotensi menimbulkan stress sepanjang hidup mereka.

0 komentar:

Posting Komentar