sumber: cobadibaca.com http://www.cobadibaca.com/2013/01/cara-membuat-slide-header-di-blog.html#ixzz2yT5HaYef Under Creative Commons License: Attribution

Kamis, 27 Maret 2014

5 Tahapan Pengalaman Akibat Berakhirnya Suatu Hubungan


Kehilangan orang yang dicintai seperti sudah menjadi takdir yang dihadapi setiap orang yang pernah hidup, yang seringkali mengakibatkan duka. Saat kita muda, kita kehilangan anggota keluarga yang lebih tua, dan saat kita tua nanti, anggota keluarga yang lebih muda akan kehilangan kita. Begitu juga dengan hubungan lain, baik itu hubungan pacaran, hubungan pasangan suami-istri, hubungan keluarga lainnya, hubungan mitra kerja, dsb.

Melepaskan suatu hubungan bukanlah hal mudah, meski Anda merupakan pihak yang sudah melakukan upaya perbaikan hubungan dan akhirnya menghadapi keputusan bahwa putus hubungan atau perceraian merupakan jalan terbaik, namun melepaskan hubungan tetap menyisakan sejumlah proses yang tidak mudah dan menguras banyak energi dan emosi.

Sedemikian pentingnya hubungan bagi kita manusia, sehingga masalah kehilangan atau putusnya hubungan ini menjadi perhatian bidang Psikologi. Dalam bukunya On Death and Dying (1969), Elizabeth Kubler-Ross, MD menguraikan tahapan yang dialami ketika seseorang mengalami situasi duka. Tahap tersebut sebenarnya  digunakan untuk menggambarkan proses berduka karena kematian orang yang dicintai, namun hal tersebut mirip dengan pengalaman putus hubungan atau kehilangan seseorang yang dicintai.  Apa saja itu?

1. Penolakan atau Ditolak

Pada fase ini kita cenderung menggunakan hati ketimbang logika. Kita berupaya menaati nilai-nilai sendiri dan mencoba menyesuaikan diri dengan gagasan hidup tanpa si dia. Meskipun kita tahu bahwa hubungan telah berakhir, nyatanya kita tidak mudah melupakan hal itu. Penolakan merupakan hal yang mengindikasikan bahwa ada bagian dari diri kita, yang tidak dapat diterima orang lain, atau sebaliknya. Dalam fase ini kita mungkin meminta pendapat dari orang terdekat, mencoba mengevaluasi kembali tindakan kita, melakukan perbaikan jika itu memungkinkan, dsb.

2. Kemarahan

Kemarahan bisa terjadi dalam berbagai bentuk tindakan.  Kemarahan pada mantan bisa dengan cara menyampaikan secara langsung, memutuskan jalur komunikasi (menghapus kontak, social-networking), bahkan menghilangkan seluruh benda-benda yang berhubungan dengan mantan. Seolah-olah mengatakan padanya “Aku tak dapat menolerir ini, dan tak ingin mengingat kamu”.

3. Mediasi

Mediasi sering disertai dengan pembelaan diri. Masing-masing pihak ingin didengar dan dipahami. Dalam tahap ini satu atau kedua belah pihak mungkin melakukan upaya agar hubungan tetap berjalan. Ada yang mengakui kesalahan, ada yang berjanji menjadi orang yang lebih baik, atau apapun yang membuat hubungan pulih kembali. Mungkin hubungan berhasil diperbaiki atau mungkin juga tidak.

4. Depresi

Selain kemarahan, seseorang yang menghadapi masalah dalam hubungan dapat mengalami kelelahan baik fisik maupun mental. Akibatnya,  Anda mungkin sulit tidur, atau betah di tempat tidur, dan kehilangan minat terhadap aktivitas dan pekerjaan. Banyak orang ingin keluar dari kondisi seperti ini, seiring waktu ada yang mudah kembali ke kehidupan normalnya, namun tidak sedikit yang menggunakan cara lain untuk menghilangkan rasa depresi. Bahkan tidak jarang kita dengar bahwa pengguna narkoba dan alkohol sebagian jatuh dalam perangkap kebiasaan buruk tersebut pada awalnya hanya untuk menghilangkan depresi. Tetapi cara ini tentu tidak perlu dicoba.

5. Penerimaan

Penerimaan adalah adalah tahap di mana kita mampu berdamai dengan rasa kehilangan. Penerimaan terhadap kejadian yang telah berlalu yang mengakibatkan pengalaman yang menyakitkan biasanya tidak mudah dan singkat, namun berlangsung secara bertahap, sedikit demi sedikit, kadang diselingi dengan beberapa tahapan lain.

Penerimaan melewati masa melepaskan dan bergerak maju menjalani kehidupan secara normal, dengan, atau tanpa hubungan baru. Bila tahap ini belum Anda rasakan, berarti Anda masih berada pada fase-fase lainnya.
Dengan mengetahui beberapa tahapan yang biasa dialami akibat putusnya hubungan atau kehilangan orang yang kita cintai, hal ini dapat membantu menormalkan pengalaman kehilangan dan kesedihan, bahkan memaafkan.

Diri kita sendirilah yang menentukan apakah kita membiarkan diri tenggelam dalam beberapa fase, atau ingin segera keluar dengan kondisi pulih. Seiring dengan waktu, kita mungkin menarik satu atau dua pelajaran dari pengalaman tersebut. Tetapi satu hal yang pasti bahwa, kita semua pada akhirnya akan kehilangan. So, be happy now!

0 komentar:

Posting Komentar