sumber: cobadibaca.com http://www.cobadibaca.com/2013/01/cara-membuat-slide-header-di-blog.html#ixzz2yT5HaYef Under Creative Commons License: Attribution

Kamis, 27 Maret 2014

Bagaimana Menyikapi Konflik dalam Hubungan



Setiap yang namanya hubungan dalam hidup kita seperti persahabatan, keluarga, romantika atau berpacaran,  hubungan profesional  dan sebagainya berpotensi dapat dihancurkan oleh konflik. Solusinya bukan mengabaikan konflik atau terus-menerus mencari seseorang atau sekelompok orang yang sempurna.

Tidak seorang pun yang hidup tidak pernah menghadapi  konflik. Kita bisa berusaha menjauhinya atau menyelesaikannya, namun tidak ada jaminan bahwa di tempat lain atau di masa yang akan datang konflik tidak muncul lagi. Bila Anda menghadapi konflik, apa yang perlu anda pertimbangkan untuk mengatasinya?

Sampai pada taraf tertentu, satu-satunya hal yang dapat kita ubah adalah diri kita dalam hal hubungan dan sikap kita sendiri. Kita tidak bisa berharap untuk mengubah orang lain, tapi kita bisa belajar untuk menangani hubungan dengan cara mengutamakan harmoni dan meminimalkan pemicu konflik. Menyelesaikan konflik dalam hubungan adalah salah satu keterampilan hidup yang paling penting kita yang perlu dikembangkan.

Perlunya melihat masalah dari perspektif orang lain

Jika kita menghadapi masalah yang sulit, penting untuk melihat masalah dari sudut pandang orang lain. Ini tidak berarti kita harus setuju dengan pandangan mereka,  tetapi upaya mencoba untuk melihat masalah dari perspektif yang berbeda. Empati ini setidaknya dapat membantu kita untuk memahami latar belakang mereka, dan mengapa mereka memiliki pola pikir tertentu. Jika kita dapat melakukan hal ini kita mungkin memiliki sikap toleran, karena berusaha memahami mengapa mereka bertindak dengan cara tertentu. Jika kita hanya melihat sesuatu dari sudut pandang diri kita sendiri, konflik akan jauh lebih mungkin terjadi.

Sikap toleran

Penyebab utama konflik dalam hubungan adalah ketika kita mengharapkan orang untuk berperilaku dengan cara tertentu. Mengharapkan perilaku tertentu bisa saja membuat kita marah ketika mereka gagal berperilaku sesuai dengan harapan kita. Bahkan orang-orang yang dekat dengan kita sekalipun, kita perlu bersikap toleran terhadap kesalahan dan keterbatasan mereka.

Kita harus menghormati keputusan mereka tentang bagaimana menjalani hidup mereka. Toleran disini tidaklah berarti ketidakpedulian. Kita tetap mempertahankan kepedulian dan niat baik, tetapi pada satu titik tertentu bisa terjadi, di mana kita perlu memberikan orang kebebasan untuk membuat pilihan mereka sendiri - meskipun kita tidak setuju dengan mereka. Hal seperti ini sering dijumpai terutama bagi orang tua yang memiliki harapan sehubungan dengan bagaimana anak-anak mereka akan menjalani kehidupan mereka.

Menyikapi kemarahan

Sayangnya, jika kita menanggapi situasi dengan marah kita akan memperburuk masalah. Kemarahan menimbulkan perasaan agresi dan kecaman dalam konflik . Kemarahan biasanya mendorong orang untuk merespon dengan cara yang sama. Oleh karena itu kita perlu mengendalikan kemarahan. Jika kita merasa marah, solusi terbaik adalah dengan menghindari berbicara / berdebat pada waktu tertentu. Kita harus menenangkan kemarahan kita sebelum menghadapi orang lain, karena konflik akan semakin buruk oleh kemarahan. Demikian pula, jika orang mendekati kita dengan kemarahan, kita harus merespon dengan cara yang berbeda, lebih baik berdiam diri daripada membalas dengan kemarahan.
Penyebab utama konflik dalam hubungan adalah ketika kita mengharapkan orang untuk berperilaku dengan cara tertentu.

Menghargai harmoni

Sebenarnya dalam setiap hubungan kita berupaya mewujudkan apa yang kita cita-citakan, apakah itu di tempat kerja, dalam pernikahan, dalam hubungan keluarga, dalam komunitas dan sebagainya. Bila kita benar-benar menghargai harmoni dalam hubungan kita dengan orang lain, maka cita-cita tersebut akan lebih mudah diwujudkan. Jika kita cenderung lebih tertarik untuk membuktikan diri benar dan ego kita, maka akan ada perasaan superioritas dan inferioritas yang melahirkan konflik. Jika kita selalu mengingatkan diri kita untuk mengedepankan harmoni, maka kita tidak akan membiarkan diri kita untuk menjadi bulan-bulanan pertengkaran; sebaliknya memikirkan solusi untuk mencapai harmoni.

Rasa kesatuan

Rahasia nyata untuk menjaga hubungan yang baik adalah menghidupkan rasa kesatuan. Ini berarti kita akan merasa senang pada keberhasilan orang lain, kita akan bersimpati ketika mereka mengalami kesulitan, kita akan berusaha untuk menghindari menyakiti perasaan mereka. Dalam kesatuan tidak ada superioritas dan inferioritas. Tanpa kesatuan, kita cenderung membanggakan diri, kecemburuan dan rasa tidak aman. Orang-orang yang memiliki kesatuan tentu saja seperasaan dengan orang lain, sehingga anggotanya menghindari menyakiti orang lain.

Ketidaknyamanan hubungan dan ketenangan batin

Ketika menghadapi ketidaknyamanan hubungan, maka ketenangan batin pun sulit dirasakan. Tidak adanya ketenangan batin bisa membuat diri kita cenderung membela diri dan menghakimi tentang orang lain dengan cara mengkritik orang lain dan membuktikan diri kita benar. Ini merupakan refleks untuk membuat diri kita merasa lebih baik. Sayangnya ini hanyalah kedamaian semu, dan biasanya berlaku sementara waktu.

Ketika kita mengalami kedamaian batin yang sejati, maka hubungan baik akan alami, dimana kita tidak bergantung pada orang lain untuk memberikan rasa nyaman dan pujian. Ketika kita berdamai dengan diri kita sendiri, kita cenderung memiliki pandangan simpatik dan positif dari dunia.

Seringkali kita ingin menyalahkan hubungan yang buruk pada orang lain, tetapi, sebenarnya satu-satunya hal yang lebih ampuh  untuk  mempertahankan kedamaian batin adalah berupaya menciptakannya dalam diri kita sendiri. Jika kita mengembangkan kedamaian batin dan ketenangan, hubungan akan lebih mudah dijalani.

Berbicaralah

Ketika ketegangan muncul, berbicara dengan orang lain yang terlibat dalam situasi tersebut merupakan cara yang paling efektif. Namun, seperti disebut di atas, sebaiknya amarah diredakan dahulu agar komunikasi berjalan lancar. Tidak jarang, konflik muncul akibat gesekan-gesekan di masa lalu yang tentu saja akan menjadi bagian dalam pembicaraan. Jika permasalahannya demikian, pertimbangkanlah agar kata-kata yang anda sampaikan tidak memperburuk masalah. Carilah topik yang menciptakan suasana lebih santai saat memulai pembicaraan.

Mengungkit masalah

Meskipun kita tidak ingin membawa dendam lama, kadang-kadang penting untuk membuat orang lain menyadari masalah yang mereka buat. Jika kita merasa orang lain secara terus-menerus melakukan sesuatu yang salah, kita perlu untuk membuat mereka menyadari perilaku mereka dengan cara tidak konfrontatif.  Demikian juga dengan kita sendiri, bisa saja sering menciptakan masalah namun tidak menyadari bahwa itu benar-benar menyakiti orang lain. Jika hal itu terjadi, pendekatan terbaik untuk membuat orang menyadari bagaimana tindakan mereka menyebabkan rasa sakit kepada orang lain adalah dengan mencari cara yang tidak membuat mereka merasa terlalu bersalah. Berikan mereka ruang dan dorongan untuk melakukan perubahan yang diperlukan.

Seperti kata pepatah, tidak ada gading yang tidak retak. Tidak ada masalah yang tidak terselesaikan. Jika kita bersedia untuk mengubah sikap kita, kita dapat mengembangkan harmoni bahkan dengan orang lain. Penting untuk selalu bersikap positif dan melupakan masa lalu. Jika kita dapat mengembangkan harmoni dalam hubungan kita, hal itu akan membuat perbedaan besar dalam kehidupan kita.

0 komentar:

Posting Komentar