Saya dibesarkan di sebuah desa sekitar 2 km dari ibu kota kabupaten. Kehidupan desa seperti pada umumnya, tidak mudah menemukan banyak hal bagi usia anak sekolah, namun bisa mendapatkan substitusi dari alam yang kadang jauh lebih baik daripada buatan manusia.
Jika ingin berenang, ada beberapa kolam renang buatan alam di sekitar, meski harus secara hati-hati menggunakannya dan tentu saja luput dari pengetahuan orang tua. Ada gunung-gunung di sekitar yang tentu saja tidak tertera di peta – yang sudah berkali-kali diterobos, tanpa sepengetahuan dari orangtua. Melihat aneka-ragam kehidupan, melewati sungai dan lembah, bermandi peluh, menerobos hujan di tengah hutan gelap dan menahan lapar adalah hal yang sudah terlewat di masa kanak-kanak. Saat itu tidak ada kekuatiran, kecuali – kecarian orangtua.
Kala itu, saya tidak menemukan perpustakaan di kota, kecuali di perpustakaan sekolah yang pilihan bukunya terbatas. Pada saat duduk di bangku SMP kuberanikan tidak mengembalikan buku “100 Orang Paling Berpengaruh di Dunia” karnya Michael H. Hart, dan berikut serial Winnetou - Kar May.
Di usia 17 saya meninggalkan kota kecil itu dan mencari sesuatu di kota yang lebih besar hingga sekarang di usia 30. Belum banyak yang kulihat sejak 13 tahun disini. Saya jarang bepergian jauh. Saya bukan orang yang sibuk dan terikat oleh pekerjaan. Banyak orang yang lebih sibuk di luar sana dan mereka dapat bepergian kemana saja mereka inginkan. Objek wisata di daerah ini sebagian besar sama dengan apa yang pernah kudapatkan ketika anak-anak, ditambah harus melakukan perjalanan dengan kendaraan dan melewati kemacetan, sesuatu yang tidak kusuka.
Untungnya saat ini, ada internet sebagai pengganti perpustakaan, sehingga tidak perlu sering menggunakan kendaraan untuk mendapatkan bacaan. Tetapi, sekarang saya berpikir ini tidak cukup, saya harus melihat kembali dan mengecap dunia luar lebih banyak. Ada beberapa hal yang datang ke pikiran, mengapa saya harus bepergian ketika masih muda.
1. Traveling menambah keterikatan dengan alam
Saya tau, bahwa bepergian dengan kendaraan dan melewati kemacetan adalah hal yang saya benci. Tetapi, bagaimana saya bisa sampai disana bila tidak melewati itu semua. Saya ingin mendapat lebih banyak pengalaman dari apa yang pernah. Mungkin di usia ini saya sedikit kuatir dan penuh kehati-hatian memilih tempat wisata alam – mengingat bahwa kita harus menggunakan karunia hidup secara bijaksana. Mungkin saatnya saya harus tau, bagaimana menanam apel dan anggur yang tidak pernah saya lihat disini, atau bagaimana menunggang kuda di tengah padang luas, dan tidur di dekat api unggun di areal peternakan sambil menatap bintang.2. Traveling memperkaya cara pandang terhadap orang lain
Hampir sepuluh tahun saya bekerja di depan monitor. Saya merasa interaksi sosial saya semakin sedikit dari tahun ke tahun. Sudah saatnya meliburkan kursi sekali-sekali. Bepergian dapat memperkaya pengalaman hidup karena bertemu dengan orang-orang yang melakukan hal yang berbeda. Berhubungan dengan lingkungan yang asing bagi kita akan mengajarkan kita pentingnya keterampilan komunikasi. Selain itu mengajarkan kita pandangan baru tentang bagaimana orang menjalankan kehidupan dengan cara yang berbeda. Ini semua akan memberi pemahaman baru bagi kita untuk memaknai kehidupan, dan bagaimana menerima perbedaan.3. Traveling dapat memperluas horizon pendidikan
Di masa sekolah, saya senang dengan sejarah, meski hanya sedikit yang kutau tentangnya. Mengunjungi berbagai kampus di dunia sambil menulis review tentangnya mungkin hal yang sangat menarik. Saya selalu merindukan masa-masa di lingkungan sekolah meskipun hanya mengecap sampai pendidikan tinggi dan tidak menyelesaikannya. Mengejar gelar memang bukan hal utama dalam benak saya ketika memasuki kuliah. Namun, saya sangat mencintai pendidikan, dan selalu tertarik dengan jurusan apapun yang digeluti orang lain untuk diperbincangkan.Pendidikan virtual telah memasuki era kita, dan ini memberi kesempatan kepada lebih banyak orang untuk mendapatkan pendidikan yang mereka inginkan tanpa harus meninggalkan tempat tinggal mereka. Tetapi, jauh di lubuk hati, saya masih tetap merindukan keramaian sekolah dan kampus – para pejalan kaki dengan buku, deretan buku di perpustakaan, hingar bingar anak sekolah atau mahasiswa di halte atau di bawah pohon. Intinya, mengenyam pendidikan merupakan bagian penting dalam rentang kehidupan kita.
4. Traveling memberi kesadaran akan isu dunia
Ketika melakukan perjalanan, kita dapat menikmbati beragam pemandangan. Di tempat lain pun banyak orang hidup dalam kemiskinan, dengan cara yang mungkin berbeda dengan apa yang pernah kita lihat. Mungkin di lain tempat kita menjumpai lingkungan yang tampak sempurna dengan kehidupan komunitas yang mapan.Dua sisi yang berbeda ini mungkin memberi waktu bagi kita untuk merenung sejenak, bahwa kita hidup di atas bola dunia yang sama. Kita menghadapi isu global yang sama sehubungan dengan pencemaran air, tanah, dan udara, perubahan iklim yang ekstrim dan keterbatasan sumberdaya. Tanpa mencari siapa yang salah dan benar pada 2 sisi kehidupan yang bersebarangan, kita mulai menyederhanakan cara hidup dengan mengkonsumsi apa yang kita butuhkan dan berbagai kepada mereka yang kekurangan.
5. Traveling mengingatkan bahwa kita seharusnya hidup lebih lama
Semakin bertambah usia, saya semakin menyadari betapa hidup adalah karunia berharga. Kadang bertanya dalam hati, mengapa kita disini dan mengapa diri saya menjadi saya. Itu pertanyaan yang tak perlu dijawab – tak cukup kata untuk menjawabnya menurutku.Aku senang mengamati hal-hal kecil di sekitar sebelumnya, dan sekarang pengalaman masa lalu itu memberi aku keyakinan bahwa alam membutuhkan waktu untuk bekerja menumbuhkan kebaikan untuk kita nikmati. Sebuah tongkol jagung dapat mengenyangkan dalam hitungan jam setelah saya membakarnya. Namun, alam akan melipatgandakan hasilnya, sekiranya kita memberi waktu menanam butir-butir jagung dan memelihara pertumbuhannya hingga saat panen tiba.
Mengamati hasil kerja alam seperti memberi makanan bagi rohani kita. Ada keinginan hidup lebih lama, dan mengamati karunia Pencipta lebih banyak. Itu sebabnya saya menyenangi film tentang hobit dan kehidupan yang berkenaan dengan alam. Tetapi cerita seperti ini sering harus terlibat dengan berbagai macam pengaruh dari pihak lain yang menyalahgunakan kekuasaan dan kemampuan untuk mendominasi kehidupan lain.
Kita tahu bahwa, disini kita masih tetap menjumpai dua macam sisi yang bertentangan. Baik dan buruk. Dua hal yang bisa hadir di tempat dan waktu yang sama, atau mengalahkan yang satu untuk beberapa saat dan bergantian mendominasi. Meski itu tak terhindarkan – saya ingin hidup lebih lama menikmati dan menghargai karunia kehidupan.
Akhirnya, bagi pembaca, saya juga ingin tahu, pengalaman apa yang Anda peroleh dari traveling? Silahkan berbagi di kotak komentar.
0 komentar:
Posting Komentar